Program
Kreativitas Mahasiswa
Judul program
PENANGULANGAN ECENG GONDOK SEBAGAI UPAYA
PENGEMBANGAN KREATIFITAS MASYARAKAT
Bidang
kegiatan
PKM-GT
Disusun oleh :
·
Mateus Uder 201210060311127
PENDIDIKAN
MATEMATIKA DAN KOMPUTASI 1C - FKIP
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
TAHUN AKADEMIK 2012 / 2013
PENDAHULUAN
Latar
Belakang Masalah
Setiap kita mendengar kata eceng
gondok asumsi kita
pasti mengarah pada tumbuhan air yang hidup mengapung di perairan. Tumbuhan ini memiliki berbagai jenis,
ada yang memliki batang yang tinggi dan ada yang memiliki batang yang bulat
seperti umbi-umbian serta memiliki daun dan bunga yang beragam. Eceng gondok
mempunyai nama latin Eichornia crassipes
ini hidup di
daerah perairan yang tenang atau dangkal serta kolam dan lahan persawahan. Tumbuhan yang berasal dari Brasil ini
di datangkan pertama kali ke Indonesia pada tahun 1894. Tumbuhan ini semula
hanya sebagai tumbuhan hias di Kebun Raya Bogor, namun pada akhirnya tumbuhan
ini menyebar di seluruh nusantara. Di berbagai daerah di Indonesia tumbuhan ini
memiliki banyak nama seperti di Palembang dikenal dengan Kelipuk, di Lampung
dikenal dengan nama Ringgak dan di masyarakat Dayak dikenal dengan nama
Ilung-ilung. Penyebaran tumbuhan ini banyak menyebar di daerah-daerah yang
memiliki sungai, danau serta daerah persawahan seperti di Jawa, Kalimantan dan
Sumatra. Saat ini eceng gondok sudah tidak terhitung jumlah penyebarannya di
berbagai daerah di Indonesia. Karean tumbuhan ini pertumbuhannya sanggat cepat
sehingga menimbulkan permasalahan di berbagai daerah yang di tumbuhi tumbuhan
ini. Permasalahan yang di timbulkan oleh tumbuhan ini bermacam-macam, seperti
menggangu jalur transportasi air, menyumbat saluran air dan merusak
baling-baling irigasi di persawahan. Selain itu, eceng gondok yang sudah mati
dan mengendap ke dasar sungai atau danau dapat membuat danau atau sungai
menjadi dangkal. Di berbagai negara di dunia sudah berusaha mengatasi
pemasalahan ini, namun hasilnya tidak maksimal. Negara sudah berusaha
mengurangi populasi eceng gondok ini dengan berbagai cara, seperti membabat
batang dari tumbuhan ini, memilihara ikan pemakan tumbuhan eceng gondok sampai
penyemprotan dengan herbisida. Namun hasilnya tetap saja pertumbuhan eceng
gondok tidak dapat di atasi degan baik. Di sinilah di butuhkan suatu langkah
yang tepat untuk memberantas tumbuhan eceng gondok ini.
Tujuan
Tujuannya untuk di jadikan suatu
gambaran tetang pengolahan dari tumbuahan eceng gondok.
Mamfaat
Mamfaat dari gagasan ini agar
memberi suatu cara bagaimana pengelolan tumbuhan eceng gondok agar bisa di
berantasi namun juga memiliki nilai ekonomis bagi masyarakat dan pemerintah.
GAGASAN
Eceng Gondok Sebagai Suatu Masalah
Eceng
gondok (Eichornia crassipes (Mart) (Solms)) merupakan tumbuhan
air terbesar yang hidup mengapung bebas (floating plants) yang ditemukan
pertama kali pada air tergenang di Daerah Aliran Sungai Amazon di Brasil pada
tahun 1824 oleh Karl von Martius (Pieterse dalam Dinges, 1982).
Tumbuhan air, terutama eceng gondok dianggap sebagai pengganggu atau gulma air
karena menimbulkan kerugian. Pada suatu bendungan (waduk) gulma air akan
menimbulkan dampak negatif berupa gangguan terhadap pemanfaatan perairan secara
optimal yaitu mempercepat pendangkalan, menyumbat saluran irigasi, memperbesar
kehilangan air melalui proses evapotranspirasi, mempersulit transportasi
perairan, dan menurunkan hasil perikanan. Diberbagai daerah terutama di
kalimantan eceng gondok dianggap sebagai gulma yang sangat menggangu di
karenakan menghalangi transpotasi air yang sebagian besar digunakan oleh
masyarat. Eceng gondok juga di anggap masalah pada lahan pertanian karena dapat
mehalangi proses pertumbuhan tanaman padi pada persawahan. Eceng gondok juga
disebut sebagai sumber pendangkalan danau di berbagai daerah karena tumbuhan
ini bila mati akan tengelam dan mengendap di bawah permukaan danau.
Eceng
gondok memiliki tingkat pertumbuhan yang sangat cepat. Dalam tempo 3–4 bulan
saja, eceng gondok mampu menutupi lebih dari 70% permukaan danau. Cepatnya
pertumbuhan eceng gondok dan tingginya daya tahan hidup menjadikan tumbuhan ini
sangat sulit diberantas. Pada beberapa negara, pemberantasan eceng gondok
secara mekanik, kimia dan biologi tidak pernah memberikan hasil yang optimal.
Ada juga hasil penelitian yang menunjukkan bahwa eceng gondok berpotensi
menghilangkan air permukaan sampai 4 kali lipat jika dibandingkan dengan
permukaan terbuka. Pertumbuhan populasi eceng gondok yang tidak terkendali
menyebabkan pendangkalan ekosistem perairan dan tertutupnya sungai serta danau.
Pemerintah
sudah memberikan bebagai solusi seperti pembabatan batang eceng gondok, namun
tetap saja tidak dapat teratasi. Penyemprotan dengan herbisida pernah di
terapkan oleh pemerintah, tetapi justru membuat pencemaran bagi perairan atau
danau yang terkena. Pemiliharan predator pemakan tumbuhan ini juga pernah di
terapkan seperti ikan pemakan daun eceng gondok, namun hasilnya tetap saja sama.
Potensi Eceng Gondok
a)
Eceng Gondok Sebagai Kerajinan Rumah
Tangga
Semula
enceng gondok
dianggap sebagai tanaman yang dapat merusak lingkungan karena sifatnya tumbuh liar
di rawa, danau, sungai, selokan dan genangan air lainnya. Karena sifatnya yang
mudah tumbuh dan adaptasi itu, enceng gondok dalam waktu sekejap mampu
menutupi permukaan sungai ataupun danau sehingga sangat mengganggu pandangan. Terkadang
juga jadi pemicu banjir karena tanaman yang merambat diatas air ini dapat
menahan sampah. Sebab itu, banyak upaya memusnahkan enceng gondok
karena dianggap sebagai tanaman pengganggu lingkungan dengan jalan pembabatan.Eceng
Gondok merupakan jenis tanaman air yang mengapung. Seiring dengan kemajuan
teknologi eceng gondok dapat dijadikan salah satu bahan untuk pembuatan
kerajinan tangan yang memiliki nilai jual. Dahulu Eceng gondok dianggap sebagai
gulma atau parasit di berbagai daerah terutama untuk nelayan yang mencari
nafkah di sungai maupun perairan dangkal. Saat ini pemanfaatan eceng gondok
sebagai bahan kerajinan tangan dapat memberikan sumbangsih dan alternatif nafkah
bagi pengrajinnya. Pembuatan kerajinan jenis eceng gondok ini memerlukan waktu
yang tidak sebentar. Adapun tahapannya adalah sebagai berikut :
·
TAHAP PEMBERSIHAN
Sewaktu mengangkat eceng gondok dari
dalam air ( tempat tumbuhnya) akan terbawa juga bagian-bagian lain dari tanaman
secara lengkap, seperti bunga, daun, tangkai, tunas, dan akar. Oleh karena,
untuk mempersiapkan bahan anyaman hanya diperlukan bagian tangkai daunnya, maka
bagian yang lain harus disisihkan. Setelah bagian-bagian yang tidak dibutuhkan
disisihkan, tangkai eceng gondok kemudian bisa segera dicuci dan dibilas hingga
benar-benar bersih. Bila perlu gunakan air sabun atau air kaporit agar pekerja
yang menanganinya selalu dalam kondisi sehat, mengingat kondisi tempat tumbuh
eceng gondok yang kotor.
·
TAHAP PENGERINGAN
Setelah tangkai eceng gondok bersih dari
segala kotoran selanjutnya bisa dijemur dengan sesekali dibalik hingga tangkai
benar-benar kering. Waktu penjemuran kurang lebih selama 6 hari atau tergantung
pada ketebalan tangkai dan cuaca. Tangkai sebaiknya dijemur di atas lantai yang
disemen atau di atas pasir. Karena penjemuran dengan cara ini hasilnya akan
lebih maksimal. Untuk mempercepat waktu pengeringan dapat diupayakan dengan
membantu memisahkan kandungan airnya sebelum dijemur. Caranya, eceng gondok
yang masih basah langsung dipres dengan alat pres manual kemudian baru dijemur.
·
TAHAP PEMILIHAN
Apabila tangkai eceng gondok telah
kering, selanjutnya bisa segera dikelompokkan berdasarkan warna dan panjangnya
agar bisa ditetapkan penggunaannya. Ukuran panjang yang dipakai adalah 45 –50
cm untuk ukuran biasa dan 50-60 untuk ukuran besar.
·
TAHAP PEMBELAHAN
Adakalanya karena tuntutan ketentuan
dalam desain anyamannya, eceng gondok kering perlu dibelah menjadi beberapa
bagian.
·
TAHA PENGANYAMAN
Eceng gondok yang telah dipres kemudian
dianyam untuk mendapat lembaran-lembaran eceng gondok berukuran 50 – 60cm.
b)
Eceng
Gondok Untuk Pembuatan Pupuk Organik
Disisi lain, potensi eceng gondok
sebagai sumber bahan organik alternatif dapat dilihat dari beberapa studi
terdahulu terutama untuk mengetahui produksi biomassanya. Dilaporkan bahwa
produksi biomassa eceng gondok di Rawa Pening dapat mencapai 20 – 30,5 kg/m2
atau 200 – 300 ton/ Ha (Slamet, dkk, 1975). National Academy of Science
(1977) juga melaporkan bahwa biomassa eceng gondok di Bangladesh dapat
mencapai lebih dari 300 ton per hektar per tahun. Dari data tersebut, eceng
gondok merupakan bahan organik yang potensial untuk dikembangkan antara lain
untuk pupuk organik dan media tumbuh. Pengolahan eceng gondok melalui teknologi
pengomposan menghasilkan produk berupa bahan organik yang lebih halus dan
telah terdekomposisi sempurna. Proses pengomposan itu sendiri merupakan proses
hayati yang melibatkan aktivitas mikroorganisme antara lain bakteri, fungi dan
protozoa (Golueke, 1992).
Penelitian terdahulu menunjukkan
bahwa penggunaan eceng gondok sebagai sumber bahan organik mampu memperbaiki
struktur fisik tanah, meningkatkan ketersediaan unsur hara, pertumbuhan
vegetatif dan produksi jagung manis (Soewarno, 1985 ; Suprihati 1991).Eceng
gondok kaya akan asam humat yaitu senyawa yang menghasilkan fitohormon yang
mempumempercepat pertumbuhan akar tanaman, selain itu eceng gondok juga
mengandung asam sianida,triterpenoid, alkaloid, dan kaya akan unsur calsium.Untuk
pengolahan dapat digunakan acetobacter atau lainnya untuk mempercepat
dekomposisi. Bakteri tersebut dicampur dengan molase dengan perbandingan 1 : 1
selama sepekan. Master bakteri tersebut siap digunakan setelah berbentuk
kapang. Langkah selanjutnya eceng gondok yang diambil dari kolam dicincang atau
digiling halus. Bahan kemudian dicampur dengan 10% dedak dan master bakteri. Selanjutnya
campuran disimpan di bak yang dialasi plastik dan ditutup karung goni selama 4
hari. Suhu akan meningkat hingga 500C yang menandakan proses fermentasi sedang berlangsung.
Fermentasi dianggap selesai apabila suhu sudah turun menjadi 300C.
c)
Daun Eceng Gondok Sebagai Pakan Ikan
Air Tawar
Selain dua solusi di atas, eceng
gondok juga dapat di mamfaatkan sebagai pakan ikan. Ikan air tawar seperti
bawal sangat suka makan jenis-jenis tanaman air seperti daun eceng gondok.
Pengembangan usaha ternak ikan bawal sebagai potensi wirausaha untuk masyarakat
sekitar rawa untuk menangulagi eceng gondok yang sudah tidak terkendali. Selain
itu dengan cara ini masyarat tidak perlu membeli pakan ternak ikan yang ada di
pasaran. Ini juga menekan angka pengeluaran dari biaya pemeliharan ikan air
tawar jenis bawal ini. Selain itu Karena tingginya
kandungan serat kasar, eceng gondok juga bisa diolah terlebih dahulu. Salah
satu teknik pengolahannya adalah melalui teknologi fermentasi. Pada proses ini,
eceng gondok diolah menjadi tepung, kemudian difermentasi secara padat dengan
menggunakan campuran mineral dan mikroba Trichoderma harzianum yang dilakukan
selama 4 hari.
d)
Akar Eceng Gondok Sebagai Media
Tanam
Eceng gondok juga dapat di gunakan
sebagai media tanam tanaman lain. Seperti sebagai media tanam tumbuhan silendri
dan jenis kacang-kacangan. Untuk daerah yang memiliki lahan yang sempit, media
tanam ini juga dapat berguna. Untuk tumbuhan bunga-bungan atau tumbuhan hias
lain yang dapat di tanam di pot atau polibek. Selain dapat menganti tanah, akar
eceng gondok ini juga dapat menjadi suatu solusi yang efektif. Sehingga
pemberantasan eceng gondok dapat efektif dan memberi dampak yang positif bagi
masyarakat.
Pihak-Pihak Yang Terkait
Semua hal di atas tidak dapat
berjalan dengan baik jika tampa adanya dukungan dari pihak yang ambil adil
dalam mengatasi masalah ini. Di dalam hal ini sangat di butuhkan peran
masyarakat, pemerintah dan perusahan penyalur dari hasil buah tangan masyarakat
ini. Yang terkait langsung adalah
- Masyarakat, harus berperan
aktif untuk bisa megerakan kekuatan dan kemampuan untuk ambil adil dalam
masalah ini. Peran masyarakat di sini sebagai wadah memproduksi hasil dari
bahan mentahnya. Masyarakat berperan untuk mencari dan mengolah bahan
mentah untuk bisa di olah dan di mamfaatkan dengan baik. Masyarkat juga
menjadi mesin pegerak untuk aktif secara langsung dalam hal ini.
- Pemerintah daerah, pemeritah
daerah harus mampu mensosialisaikan kepada masyarakat. Peran pemerintah
selain media sosialisasi kepada masyarkat, pemerintah juga harus menjadi
media promosi yang baik. Agar produk yang di hasilkan oleh masyarkat dapat
di kembangkan lebih luas.
- Perusahan, sebagai wadah masyarakat
untuk memamfaatkan bahan juga harus bisa menjadi suatu tempat yang bisa
menyerap tenaga yang dari masyarakat yang ada. Perusahan selain menjadi
standar suatu label dari produk yang di hasilkan oleh masyarakat juga
harus menjadi media yang bisa mengarahkan masyarkat ke arah masyarakat
yang kreatif.
KESIMPULAN
Gagasan pemamfaatan eceng gondok
sebagai bahan kerajinan, pupuk organik, pakan ikan dan media tanam di harapkan
mampu untuk melihat peluang eceng gondok dari segi nilai ekonomisnya dan
mamfaatnya bagi masyarakat di sekitar danau atau daerah perairan yang banyak di
tumbuhi tumbuhan ini.
Langkah yang tepat agar solusi di
atas dapat tercapai harus gencarnya penyuluhan kepada masyarkat, keikut sertaan
aktifis lingkungan dalam hal ini LSM, lembaga masyrkat dan ibu-ibu PKK, adanya
suatu gerakan dari pemerintah dalam hal ini pendanaan untuk masyarkat agar
dapat mengembangkan usaha dan kreatifitas masyarakat serta adanya dukungan yang
memadai dari perusahaan yang terkait.
Dengan demikian harapan untuk mengurangi
populasi eceng gondok dapat teratasi dan dapat memberi suatu nilai ekonomis
dari masyarkat. Selain itu masyrakat menjadi lebih produktif untuk
mengembangkan potensi yang ada di sekitarnya.
Daftar Pustaka
Kerjog. 2010. Mamfaat eceng gondok (online). http://www.kerjog.com/2011/07/artikel.html. di akses 27-11-2012
Admin. 2011. Proses
persiapan pembuatan kerajinan(online) http://sheva-natural.blogspot.com.html. di akses 27-11-2012
Admin. 2012. Mamfaat
eceng gondok sebagai bahan pupuk organik (online) http://ekoqren.blogspot.com/2012/10/artikel.html. di akses 27-11-2012
Admin. 2012. Eceng
gondok sebagai pupuk organik(online) http://kopenkudamai.blogspot.com/2012/10/artikel.html. di akses 27-11-2012.
Admin. 2011. teknologi pengendalian
pencemaran air (online) http://menyelamatkandanaulimboto.wordpress.com/. di akses 27-11-2012
Kompas. 2012. Eceng gondok mengubah beban menjadi mamfaat (online) http://green.kompasiana.com/polusi/2012/10/22/.html. di akses 15-01-2013
World. 2012. Tentang eceng gondok (online) http://world-science.blogspot.com/2012/05/.html.
di akses 15-01-2013
Tribunnews. 2012. Penanganan eceng gondok tidak serius (online) http://manado.tribunnews.com/m/index.php/2012/09/12/.html.
diakses 15-01-2013
Tribunnews. 2012. Eceng gondok juga jadi masalah di kanal banjir timur (online) http://jakarta.tribunnews.com/2012/10/31/.html. diakses
15-01-2013
Karawangnews. 2009. Eceng gondok masih menjadi masalah (online) http://www.karawangnews.com/2009/05/.html. di akses
15-01-2013
Beritamanado. 2012. Careig mari ubah eceng gondok dari masalah jadi berkah (online) : http://beritamanado.com/32701/.html.
di akses 15-01-2013
Wikipedia. Eceng gondok (online) http://id.wikipedia.org/wiki/.html.
diakses 15-01-2013